Selama beberapa minggu terakhir, saya berada di negara dan lingkungan yang membuat saya sibuk ber-cas-cis-cus menggunakan bahasa Inggris. di perjalanan kali ini saya berangkat sendiri dari tanah air, tidak bersama rekan lain baik yang mengerjakan proyek yang sama maupun proyek lain. Baru di minggu terakhir ini satu rekan saya datang dari Jakarta untuk keperluan proyek lain, walaupun sebenarnya dia juga terlibat di proyek yang sedang saya kerjakan (dan akhirnya dia juga saya gangguin dengan masalah-masalah yang muncul di proyek saya, hehehe…)
Negara bagian Arizona di mana saya bekerja selama beberapa minggu terakhir ini berbatasan langsung dengan negara Mexico. Jadi tidak heran jika di kota Phoenix di mana-mana kita bisa mendengarkan percakapan dalam bahasa Spanyol, karena – menurut informasi tidak resmi yang saya dapat dari rekan kerja saya – separuh dari penduduk kota ini adalah imigran – baik legal maupun illegal – dari Mexico. Salah satu rekan kerja saya yang bertanggung-jawab untuk area South America dalam proyek Global Call Center ini datang dari Santiago, Chile, sebuah negara dengan bahasa Spanyol sebagai bahasa resmi. Setiap kali dia menerima telepon atau menelepon dari atau ke negaranya, otomatis percakapan dengan bahasa Spanyol lah yang saya dengarkan…
Sejak saya transit di Singapore, terbang menggunakan Singapore Airlines, mendarat di Tom Bradley International Airport di Los Angeles sampai dengan saat saya bekerja di Tempe dan Phoenix, juga sering terdengar percakapan dalam bahasa Cina. komunitas Cina cukup besar di Los Angeles, sementara saya tidak tahu persis bagaimana kondisinya di kota Phoenix sendiri. Yang jelas, saya cukup sering berpapasan dengan orang-orang Cina (mungkin warga negara RRC, Taiwan, atau mungkin juga Singapore, atau bahkan mungkin juga WNI…) dan percakapan dalam bahasa Cina…
Percaya atau tidak, bahasa Tagalog pun cukup sering terdengar di telinga saya dalam perjalanan ini. Di Los Angeles, juga di Phoenix. Di bandara, di mall, di tempat-tempat umum…
Hmmm, koq nggak pernah ketemu orang-orang Indonesia ngobrol ya…?
Saya tahu bahwa di negara bagian California – khususnya di kota Los Angeles dan San Diego – dan negara bagian Arizona – khususnya di kota Phoenix – pasti ada komunitas Indonesia. Setidaknya, saya kenal beberapa teman lama yang dulu kuliah di kedua negara bagian ini yang sempat magang di perusahaan tempat saya bekerja. Memang sih, saya tidak menyediakan waktu khusus untuk bertemu mereka karena jadwal saya yang cukup padat…
Bagaimana mau nyari, alamatnya saja nggak tau, hehehe…
Sampailah saya pada hari ini, hari kepulangan saya kembali ke Indonesia. Siang hari setelah check-out dari hotel, saya langsung berangkat ke Sky Harbor International Airport, sebuah bandara yang sangat sibuk di mana setiap 5 menit selalu ada pesawat yang take-off atau landing di bandara tersebut, walaupun jadwal penerbangan saya masih sekitar 3 jam lagi. Saya memang orang yang nggak suka datang mepet, sebisa mungkin sediakan waktu untuk hal-hal yang tidak terduga. Ruang tunggu tempat saya akan boarding masih sepi, hanya ada saya dan satu orang lagi yang sedang sibuk berbicara di telepon dengan menggunakan bahasa Tagalog *tuh, kan…)
Tiba-tiba, ada satu rombongan keluarga Cina – Bapak, Ibu dan anak ABG-nya – masuk ke ruang tunggu yang masih sepi itu. Sesaat setelah mereka duduk, terdengarlah percakapan ayah dan anak dalam bahasa Indonesia dengan dialek Jawa Surabaya-an yang medok banget 😀 Akhirnya setelah sekian minggu, kekangenan saya mendengarkan percakapan dalam bahasa Indonesia terpuaskan…
Dan sekarang saya sedang berada di Los Angeles, menunggu penerbangan selanjutnya pulang ke tanah air, di mana percakapan dalam bahasa ibu saya bisa saya dengarkan setiap saat. Ah, ternyata sejelek-jeleknya negara saya, Indonesia tetap ngangenin, hehehe…
Eh, ngomong-ngomong, saya belum cerita ya, kalau akhirnya saya boleh memasukkan dua potong bagasi ke penerbangan United Airlines dari Phoenix ke Los Angeles…? Entah mereka sedang baik hati, atau lupa kalau ada aturan baru… 🙂
Dan barusan ada dua orang masuk ke Star Alliance Lounge tempat saya menunggu pesawat saya berangkat, sambil ngobrol menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek Jawa Tengah-an… 😀
Is, pemeriksaan di airport di us bagaimna? Ketat nggak?
Wah, lumayan ketat Om 🙂
Kalau lewat pemeriksaan sebelum masuk ke ruang tunggu, yg bawa laptop harus nyalain laptopnya, sepatu – ikat pinggang dicopot masuk ke x-ray sendiri, HP sendiri…
Pokoknya lewat pintu detektor itu cuman badan ama kain doang 😀
kayak pergi ke haji aja nih jadinya, cuma pakaian ihram…
untungnya indonesia belum seketat itu…